makalah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk lain.
Dengana akal budinya, manusia dapat berpikir dan menemukan cara-cara yang
paling tepat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan sebagai makhluk
individual maupun sebagai makhluk sosial. Salah satu cara yang ditemukan oleh
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut adalah kerja sama. manusia
sadar bahwa tanpa kerja sama, mereka tidak mungkin memenuhi kebutuhannya
sendiri secara layak.
Semua manusia tidak boleh memilih
hidup bersendirian di muka bumi ini biarpun Allah telah memberikan faktor-faktor
kesenangan dan kecukupan kepadanya. Ini disebabkan, hal itu bertentangan dengan
sifat, potensi dan kebiasaan manusia. Seseorang individu perlukan orang lain
dan orang lain juga perlukan individu itu, sehingga kehidupan berlaku dalam
bentuk yang terbaik. Inilah yang disebut "tolong-menolong" atau
“kerjasama”.
Arti
kerjasama itu sendiri adalah interaksi sosial antar individu atau kelompok yang
secara bersama-sama mewujudkan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Hadis tentang kerjasama dalam kebaikan dan
ketakwaan?
·
Pelajaran apa yang bisa di ambil dalam hadis
kerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan?
1.3 Tujuan
Makalah
·
Untuk mengetahui pelajaran apa saja yang bisa
kita ambil di dalam Hadits.
·
Untuk meningkatkan wawasan kita terhadap kajian
di dalam hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teks Hadis Pertama
وعن أَبي عبدِ الرحمن زيدِ بن خالدٍ الْجُهَنيِّ رضيَ اللَّه عنه قَالَ :
قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : مَنْ جهَّزَ غَازِياً في
سَبِيلِ اللَّه فَقَدْ غَزَا وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً في أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ
غَزَا» متفقٌ عليه .
v
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abdur Rahman bin Zaid bin Khalid
al-Juhani r.a., ia berkata: “Nabiyullah sholallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Barangsiapa
yang memberikan persiapan bekal untuk seseorang yang berperang fi-sabilillah,
maka dianggaplah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang yakni sama
pahalanya dengan orang yang ikut berperang itu. Dan barangsiapa yang
meninggalkan kepada keluarga orang yang berperang fi-sabilillah berupa suatu
kebaikan apa-apa yang dibutuhkan untuk kehidupan keluarganya itu, maka dianggap
pulalah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang.” (Muttafaq
‘alaih)
v Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
·
Perintah Allah kepada
Rasulnya tentang pentingnya berjihad fi sabilillah, dan apa bila kaumnya tidak
ada yang mau melakukannya, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang
sangat pedih.
·
Mereka juga diseru
untuk meningkatkan motivasi dalam melakukan jihad, baik dalam kehidupannya
sehari-hari maupun dalam peperangan.[1]
2.2 Hadis kedua
وعن أَبِي سعيدٍ الخُدْرِيِّ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ
رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، بَعَثَ بَعْثاً إِلى بَني لِحيانَ
مِنْ هُذَيْلٍ فقالَ : « لِيَنْبعِثْ مِنْ كُلِّ رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا
وَالأَجْرُ بَيْنَهُمَا » رواه مسلم.
v Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Said al-Khudri r.a. bahawasanya Rasulullah sholallahu ‘alahi wasallam
mengirimkan suatu pasukan sebagai utusan untuk memerangi Bani Lihyan dari suku
Hudzail, lalu beliau bersabda: “Hendaklah dari setiap dua orang berangkat
salah seorang saja dari keduanya itu. maksudnya setiap golongan supaya mengirim
jumlah separuhnya, sedang separuhnya yang tidak ikut berangkat adalah yang
menjamin kehidupan keluarga dari orang yang ikut berangkat berperang itu, dan
pahalanya adalah antara keduanya–artinya pahalanya sama antara yang berangkat
dengan yang menjamin keluarga yang berangkat tadi.” (Riwayat Muslim)
v
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث
:
·
Jaminan pahala antara yang berangkat perang dan
yang tidak ikut berperang.
2.3 Hadis
Ketiga
وعن ابنِ عباسٍ رضي اللَّه عنهما أَنَّ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم لَقِيَ ركْباً بالرَّوْحَاءِ فقال: «مَنِ الْقوْمُ ؟ » قالُوا :
المُسْلِمُونَ ، فَقَالُوا : مَنْ أَنْتَ ؟ قال : «رسولُ اللَّه» فَرَفَعَتْ
إِلَيْهِ امْرَأَةٌ صَبِيًّا فَقَالَتْ : أَلَهَذَا حَجٌّ ؟ قال : « نَعمْ وَلَكِ
أَجْرٌ » رواه مسلم .
v
Terjemah Hadits
Dari
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah sholallahu ‘alahi wasallam
bertemu dengan sekelompok orang yang berkenderaan di Rawha’ – sebuah tempat di
dekat Madinah, lalu beliau bertanya “Siapakah kaum ini?” Mereka menjawab: “Kita
kaum Muslimin.” Kemudian mereka bertanya: “Siapakah Tuan?” Beliau menjawab:
“Saya Rasulullah.” Kemudian ada seorang wanita yang mengangkat seorang anak
kecil di hadapan beliau lalu bertanya: “Adakah anak ini perlu beribadah haji?”
Beliau menjawab: “Ya dan untukmu – wanita itu – juga ada pahalanya.” (Riwayat
Muslim)
v
Pelajaran yang terdapat
dalam hadits
Ø
Dalam Islam bahwasannya
untuk menunaikan ibadah haji bukanlah untuk orang tua saja tetapi anak-anak pun
boleh melaksanakan ibadah haji apabila anak tersebut mampu.
2.4 Teks Hadis Keempat
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قال قال رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ
عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ
فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ وَمَنْ سَلَكَ
طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى
الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ
كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ
السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ،
وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
.(رواه مسلم)
v
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah R.A.
Abu Hurairah R.A berkata : Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min
dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan
kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang
kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim
Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat.Allah selalu menolong
hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk
mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah
kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah
dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka
ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi
malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan
siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.”
(H.R Muslim).
·
Pelajaran yang terdapat
dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Siapa yang membantu
seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada
hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang
sangat sulit tersebut.
2. Sesungguhnya pembalasan
disisi Allah SWT sesuai dengan jenis perbuatannya.
3. Berbuat baik kepada
makhluk merupakan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah SWT
4. Membenarkan niat dalam
rangka mencari ilmu dan ikhlas didalamnya agar tidak menggugurkan pahala
sehingga amalnya dan kesungguhannya sia-sia.
5. Memohon pertolongan
kepada Allah SWT dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan tidak akan terlaksana
kecuali karena kemudahan dan kasih sayang-Nya.
6. Selalu membaca Al
Quran, memahaminya dan mengamalkannya.
7.
Keutamaan duduk di
rumah Allah untuk mengkaji ilmu.[2]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah
satu tanda kesempurnaan iman seseorang mukmin ialah mencintai saudaranya
sendiri sebagaiman ia mencintai dirinya sendiri. Hal itu direalisasika dalam
kehidupan sehari–hari dengan berusaha untuk menolong dan merasakan kesusahan
maupun kebahagiaansaudaranya seiman yang didasarkan atas keimanan yang teguh
kepada Allah SWT. Dia tidak berfikir panjang untuk menolong saudaranya
sekalipin sesuatu yang diperlukan saudaranya adalah benda yang paling di
cintainya. Sikap ini timbul karena ia merasakan adanya persamaanantara dirinya
dan saudaranya seiman.
Ikatan
persaudaraan dalam Islam lebih kuat daripada ikatan nasab dan darah karena
landasannya adalah iman kepada Allah. Persaudaraan merupakan hal yang umum,
persaudaraan yang timbul karena saling memperkuat ikatan–ikatan persaudaraan
dan sebagai fakor untuk mencapainya kesejahteraan masayarakat Islam. Setiap
manusia memiliki kewajibannya dengan adanya rasa cinta, penghargaan,
penghormatan dan pelaksanaan berbagai kewajiban–kewajiban yang harus
dilaksanakan. Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan Islam telah digariskan oleh Allah
SWT.Dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya dan benar-benar
diamalkan.
3.2 Saran
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya, penulis ucapkan terima
kasih
DAFTAR PUSTAKA
·
Syaikh M. Abdul Athi Buhairi, Tafsir
Ayat-Ayat Jilid 2, ( Jakarta : Pustaka Kautsar, 2005)
·
http://junkiesa.blogspot.com/2012/11/hadits-tentang-tolong
menolong.html,( Senin, 08 April 2013, Pukul:12.00)
[2] http://junkiesa.blogspot.com/2012/11/hadits-tentang-tolong-menolong.html,(
Senin, 08 April 2013, Pukul:12.00)
2 Komentar:
Lucky Club Casino site | Lucky Club Casino | Live Casino & Poker
SINGAPORE - Lucky Club Casino is the UK's official casino operator, a casino and luckyclub poker room for the UK's best casino players.
The latest in online gambling: A guide to it, the pros, cons, and
This article covers everything you 안동 출장안마 need to 서산 출장마사지 know about online 하남 출장마사지 casino games, the and the game-play options, 광양 출장안마 such as bonus rounds and the 김제 출장마사지 best ones,
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda